Cerita Sex Rindu Sodokan Penis Deni

Situs Yang Memberikan Cerita Sex 2016, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks Bergambar, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Hot, Cerita ABG, Cerita Tante-tante, Cerita Sex Jilbab : Cerita Sex Rindu Sodokan Penis Deni – Pagi itu sebenarnya aku libur, lewat SMS seperti biasanya, aku selalu kontak dengan Deni. Kami hari ini merencanakan untuk bertemu, aku pamit pada kedua orang tuaku akan berjalan-jalan ke Plaza Surabaya dan aku minta didrop di sana. Pada pukul 10 aku tiba di Plaza Surabaya dan langsung masuk ke dalam dan berjalan ke belakang, tujuanku adalah ke Hotel Radizon yang sekarang sudah berganti nama menjadi Plaza Hotel, letaknya di bagian dalam gedung Plaza Surabaya, karena memang aku sudah janji dengan Deni akan bertemu di sana.

Aku segera saja masuk dan menuju coffee shop yang terletak di sebelah kiri lobby. Deni sudah menungguku di sana sambil minum kopi. Begitu melihatku Deni langsung berdiri menyambutku sambil menggandengku menuju lift. Kepada waiters Deni minta agar billnya dimasukkan ke tagihan kamarnya. Rupa-rupanya Deni sudah terlebih dahulu check in di hotel tersebut, kami langsung menuju lantai sebuah sweet room di lantai 3.

Cerita Dewasa Rindu Sodokan Penis Deni

Cerita Dewasa Rindu Sodokan Penis Deni

Cerita Dewasa Rindu Sodokan Penis Deni


Dalam kamar, Deni langsung memeluk dan menciumku, bibirku yang mungil tipis dikulumnya lembut. Kami saling berpagutan, lidah Deni dijulurkan ke dalam rongga mulutku, kuterima dan kukulum lidahnya, demikian pula sebaliknya saat lidahku yang kecil bila dibandingkan lidah Deni yang besar dan sedikit kasar kujulurkan ke dalam rongga mulut Deni, langsung saja lidahku dikulumnya dengan penuh gairah.

Tangan kami saling meraba. Saat itu aku menggunakan hem agak longgar. Dibukanya satu persatu kancing bajuku, dadaku pun akhirnya terbuka dan payudaraku terpampang jelas karena aku memang tidak memakai BH. Pada ceritaku terdahulu sudah pernah kuceritakan bahwa memang sejak kecil aku tidak terbiasa memakai BH sehingga sampai kini usiaku sudah 28 tahun pun aku tetap tidak pernah memakai BH, namun saat kejadian yang kuceritakan ini, usiaku masih 23 tahun.

Deni menggiringku lebih masuk ke dalam kamar, bibirnya masih tetap melumat bibirku dan tangannya langsung saja melepaskan hem yang kukenakan hingga bagian atas tubuhku sudah tidak tertutup oleh sehelai benang pun. Deni langsung merebahkan diriku ke tempat tidur tanpa melepaskan lumatannya sedangkan tangan kanannya meremas-remas payudaraku. Badannya sedikit menindih dada kananku. Remasan tangan kanannya di payudaraku membuatku horny hingga rok miniku yang lebar bagian bawahnya yang kukenakan sedikit terangkat ke atas saat aku rebah di tempat tidur.

Aku yang sudah mulai horny langsung melucuti hem yang dipakai Deni. Deni juga membantuku melepaskan bajunya dengan mulutnya tetap melumat habis mulutku. Setelah itu kubuka kancing celana Deni. Tangan Deni berhenti sejenak menggerayangiku, dia melepaskan sendiri celana berikut CD yang dipakainya hingga kini Deni sudah telanjang bulat di hadapanku. Batang kemaluannya yang besar kupegang dan kuremas-remas. Cepat sekali dia ereksi. Batangnya sudah mengeras sangat tegang sekali, kepalanya besar dan mengkilat, panjangnya sekitar 17 centimeter.

Tangan kanan Deni kembali meremas-remas payudaraku, bibirnya kini menciumi leherku sambil memberikan gigitan-gigitan kecil, paha kanannya ditumpangkan ke paha kananku, lututnya digesekkan ke atas pahaku hingga membuat rokku tersingkap dan celana dalam mini berenda yang kupakai jelas terlihat, warnanya merah maroon berbentuk renda seukuran satu jari melingkar di pinggangku, di bagian belakang tersambung renda dengan ukuran yang sama turun melingkari selangkanganku melalui belahan pantatku, tepat di bagian yang menutupi liang vaginaku terbuat dari secarik kain tipis tembus pandang, bentuknya seperti kain kasa yang ukurannya hanya selebar ukuran dua jari saja.

Saat rok miniku tersingkat ke atas, bagian depan celana dalamku terpampang jelas, tampak sekali bulu-bulu halus rambut kemaluanku yang tersembul di dalam celana dalamku yang transparan itu, selebihnya menyembul keluar lewat sela-selanya. Lutut Deni menggesek naik ke atas tepat mengenai bagian luar vaginaku yang sudah mulai berlendir, sementara bibirnya menciumi bagian-bagian telingaku, lidahnya dijulurkan menjilati punggung telingaku, lubang telingaku pun dijelajahinya.

Tangan kanan Deni turun dari payudaraku menuju rok mini yang kukenakan. Dengan piawai dia membuka pengait dan sekali sentak terlepas sudah, kini aku hanya tinggal memakai celana dalam yang tidak ada artinya sebagai penutup tubuhku. Tangan Deni langsung merogoh kelaminku dari atas celah celana dalam yang kupakai, menyusup turun hingga mengenai bulu kemaluanku, ujung jarinya dimain-mainkan di bagian atas vaginaku menyentuh klitorisku. Dengan sengaja dikuak-kuakkannya ujung jarinya hingga aku menghentak-hentakkan kakiku.

Pantatku kugesekkan ke atas dan ke bawah mengikuti irama gesekan jari Deni. Celana dalamku yang dianggapnya sebagai penghalang langsung diperosotkan ke bawah dan kubantu melepasnya dengan menggunakan jari kakiku. Kini kami sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami, mungkin layaknya Adam dan Hawa waktu dulu. Jilatan Deni turun ke bawah dan berhenti di payudaraku, lidahnya menggelitik puting susuku yang ranum dan berwarna sedikit merah muda, buah dada kebanggaanku habis dilumatnya. Deni pandai mencari G Spotku, semua celah habis dijilatnya.

Tangan kanannya setelah selesai melepas celana dalamku langsung bergerilya di selangkanganku. Kakiku kukangkangkan lebar-lebar sambil merasakan nikmatnya belaian tangan Deni di vaginaku. Jari-jarinya yang besar menggosok-gosok bagian luar vaginaku, mengenai bibir vaginaku dan jari tengahnya sengaja dimain-mainkan di atas klitorisku sehingga vaginaku benar-benar dibuat becek olehnya sehingga terkadang terdengar bunyi kecipak.

Tangan kananku tak mau ketinggalan untuk meremas dan mengocok batang kemaluan Deni. Ciuman Deni terus turun menuju perutku, lidahnya dimainkan di pusarku hingga aku mencapai puncak kenikmatan. Sementara tangan kananku masih menggenggam batang kemaluan Deni, tangan kiriku menjambak rambut kepala Deni. Aku pun akhirnya menyerah sambil melengking panjang.

“Aaa.. Aacch! Den..! Aku orgasme sayang..”

Serta merta Deni memegang kedua lututku. Dengan telapak tangannya didorongnya lututku ke atas dan dikangkangkannya pahaku lebar-lebar sehingga bagian vaginaku terpampang jelas. Kepala Deni diarahkannya ke selangkanganku, mulutnya langsung menyerbu mulut vaginaku, bibir vaginaku dijilatinya, semua cairan yang ada dijilat dan langsung ditelannya sampai habis. Seakan tidak puas, Deni menjulurkan lidahnya menjilat belahan pantatku hingga lubang anusku, tak ketinggalan liang vaginakupun menjadi sasaran lidahnya yang dijulurkan dan ditusuk-tusukkan.

Nafsuku pun dengan cepat naik kembali. Gila..! Deni rupanya benar-benar ingin membuatku mati lemas keenakan, bibir mulutnya mencium bibir vaginaku, lidahnya dijulurkan ke dalam mengorek-ngorek isi vaginaku, dinding bagian dalam vaginaku disentuh dengan lidahnya, sekarang digesekkan naik turun kemudian klitorisku dikulum-kulum, dijepit dan ditarik-tarik menggunakan bibirnya, jari telunjuknya ditusukkan ke liang vaginaku. Pertama memang agak sedikit sulit namun akhirnya masuk juga, di dalam liang vaginaku, ujung jarinya mengorek-ngorek isi vaginaku.

“Ooo.. Oocch! Soo.. Oonn! Ampun Den! Aduu.. Uuh! Teruu.. Uus! Den! Gila kamu! Aa.. Aacch!”

Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sementara Deni tetap melumat vaginaku, kembali seluruh lendir yang mengalir keluar dari dalam vaginaku dihisap habis olehnya. Deni tidak ingin aku beristirahat, dia merangkak naik mencium bibirku, terasa bibirnya ada sedikit rasa asin sisa lendir vaginaku yang dijilatinya tadi.

Tangan kanannya kembali meremas-remas puting susuku, sementara itu aku merasakan benda lunak menempel di bibir vaginaku. Dengan tangan kirinya Deni menuntun batang kemaluannya agar tepat di pintu masuk vaginaku. Setelah tepat langsung didorongnya. Dan.. Slee.. Eep! Slee.. Eep!, demikian suara gesekan batang kemaluan Deni keluar masuk di dalam liang senggamaku. Deni mengganjal pantatku dengan bantal sementara penisnya terus memompa maju-mundur mengocok vaginaku. Rasanya bukan main.

“Aduu.. Uuh!”, seruku enak sekali, karena sambil tetap mengocokkan batang kemaluannya, ibu jari tangan kanan Deni ditempelkan ke klitorisku dan digesek-gesekkannya, sementara tangan kirinya meremas-remas payudaraku sambil juga memilin-milin puting susuku.

“Ooo.. Ooh! Den! Aku sudah hampir orgasme lagi”.

“Sebentar sayang! Kita keluarkan sama-sama”, kata Deni sambil mempercepat genjotannya, juga gesekan ibu jarinya di klitorisku, aku hanya bisa menggeleng dan membanting kepalaku ke kanan dan ke kiri, dan..

“Oo.. Oocch! Uu.. Uucch!”, akhirnya kami orgasme secara bersamaan.

Aku tergolek lemas sementara Deni tetap memelukku, hanya badannya miring sedikit di sampingku sehingga aku tidak tertindih oleh berat badannya, dan kami pun sama-sama tertidur pulas dalam keadaan sama-sama masih bugil. Sementara selangkanganku masih basah dan belepotan oleh cairan yang sedikit kental, itu adalah cairan cinta kami berdua yang sama-sama tumpah keluar hingga membanjiri selangkanganku dan sprei di bawah pantatku. Sisa cairan itu masih terasa mengalir pelan dari dalam liang vaginaku, mengalir keluar melalui celah pantatku turun hingga mengenai lubang anusku. Sex hot 2016, cerita sex terbaru, cerita dewasa terpanas , cerita mesum hot, cerita ngentot ABG.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cerita Sex Rindu Sodokan Penis Deni

0 komentar:

Posting Komentar